Sabtu, 27 Maret 2010
ISLAM
Memiliki kitab suci - Al Qur'an
Nama pembawa- Nabi Muhammad SAW
Permulaan ±1400 tahun yang lalu
Nama tempat peribadatan - Masjid
Hari-hari besar keagamaan adalah Muharram, Asyura, Maulud Nabi, Isra'Mi'raj, Nuzulu Qur'an, Idul Fitri, Idul Adha, dan Tahun Baru Hijriyah.
B. Perkembangan Agama Islam di Indonesia
a. Wali Songo
Perkembangan agama islam di Indonesia khususnya di tanah Jawa tidak lepas dari peranan Wali Songo sebagai penyebar agama.
Berikut nama-nama wali songo tersebut :
1. Sunan Giri (Raden Paku/Ainul Yaqin)
2. Sunan Bonang (Raden Maulana Makdum Ibrahim)
3. Sunan Ampel (Raden Rahmad)
4. Sunan Drajat (Raden Qosim Syarifuddin)
5. Sunan Muria (Raden Syaid)
6. Sunan Gunungjati (Fatahillah/Syarif Hidayatullah)
7. Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim)
8. Sunan Kudus (Raden Ja'far Shodiq)
9. Sunan Kalijaga (Raden Mas Syahid)
b. Nabi / Rasul Islam
Menurut ajaran Islam Nabi adalah seseorang penerima ajaran kebenaran (Wahyu) tentang kenabian yang hanya khusus untuk dirinya tanpa harus disampaikan kepada orang lain wahyu tersebut.
Sedangkan seorang Rasul adalah seseorang penerima ajaran kebenaran (Wahyu) untuk dirinya sendiri dan harus disebarluaskan kepada umatnya. Jadi secara garis besar seorang nabi itu tidak mesti seorang Rasul, tapi seorang Rasul tentulah juga seorang Nabi.
Ada 25 Nabi dan Rasul yang pertama kali diutus oleh Allah SWT untuk menyebarkan Syiar agama Islam, adalah :
Nabi Adam (AS), Nabi Idris AS, Nabi Nuh AS, Nabi Hud AS, Nabi Sholeh AS, Nabi Ibrahim AS, Nabi Luth AS, Nabi Ismail AS, Nabi Ishak AS, Nabi Ya'kub AS, Nabi Yusuf AS, Nabi Ayub AS, Nabi Muhammad SAW, Nabi Sueb AS, Nabi Musa AS, Nabi Harun AS, Nabi Dzulkifli AS, Nabi Dawud AS, Nabi Sulaiman AS, Nabi Ilyas AS, Nabi Yunus AS, Nabi Zakariya AS, Nabi Yahya AS, Nabi Isa AS.
Dari 25 Nabi dan Rasul ada 5 orang yang mendapat gelar Ulul Azmi, yaitu:
Nabi Nuh AS, Nabi Ibrahim AS, Nabi Musa AS, Nabi Isa AS, Nabi Muhammad SAW.
Sahabat-sahabat Nabi Muhammad SAW/Khulafaurrosyidin , dalam menyebarkan agama Islam dibantu sahabat-sahabat, diantaranya: Abu baker As-siddiq,Ra, Umar Ibnu Khottob, Ra, Utsman Bin Affan, Ra, Ali Bin Abi Thilib,
sistem pengapian
Sistem Pengapian
Tujuan penggunaan system pengapian pada kendaraan adalah:
- Menyediakan percikan bunga api bertegangan tinggi pada busi untuk membakar campuran udara/bahan bakar di dalam ruang bakar engine.
- Mengatur saat pengapian untuk mendapatkan unjuk kerja terbaik dari engine pada seluruh kondisi kerja engine.
Gambar 1. Sistem Pengapian dengan Coil Pengapian Konvensional
Tegangan batere kendaraan biasanya 12 atau 24 volt, nilai yang terlalu rendah untuk dapat menghasilkan percikan bunga api pada celah busi di dalam silinder yang bertekanan.
Sistem pengapian menghasilkan tegangan sekunder yang tinggi yang dapat mencapai 40.000 volt.
Batere atau alternator menyediakan sumber listrik yang diperlukan oleh rangkaian primer system pengapian untuk menghasilkan medan magnet di sekeliling lilitan primer coil pengapian.
Kontak poin distributor atau perangkat sakelar elektronik lainnya mengendalikan pembentukan dan kolapnya medan magnet. Lilitan sekunder coil pengapian di bawah pengaruh medan magnet menghasilkan keluaran tegangan sekunder yang tinggi. Coil pengapian bekerja seperti transformator step-up.
Rotor, tutup distributor dan kabel tegangan tinggi mendistribusikan tegangan sekunder pada busi yang sesuai kebutuhan.
Ionisasi
Tegangan pembakaran menyebabkan celah percikan antara kedua elektroda busi menjadi penghantar listrik (yaitu “ionisasi) dan dengan demikian memungkinkan percikan bunga api melompat disepanjang celah. Percikan bunga api listrik mempunyai energi panas yang cukup untuk membakar campuran udara/bahan bakar yang kemudian akan terbakar secara menyeluruh dengan sendirinya.
Hal-hal yang Menentukan Diperlukannya Tegangan Tinggi
Tegangan pada lilitan sekunder meningkat sampai tegangan pada busi cukup kuat untuk meloncat (ionisasi) pada celah yang ada sehingga percikan bunga api terjadi pada celah busi, dan sebagian tenaga sekunder ini muncul dalam bentuk busur api yang akan membakar campuran udara/bahan bakar.
Tegangan yang diperlukan untuk menimbulkan percikan bunga api pada busi tergantung pada banyak hal seperti:
a. Tekanan kompresi engine
b. Putaran engine
c. Perbandingan campuran bahan bakar.
d. Temperatur busi.
e. Celah busi.
Catatan:
Ionisasi – Tegangan yang sangat tinggi akan menyebabkan elektron pada suatu substansi bertahanan tinggi bergerak bebas. Substansi ini yang kemudian disebut ‘konduktif’
Tegangan yang sebenarnya yang dihasilkan system sekunder ditentukan oleh kebutuhan busi.
Busi yang telah dipakai bisa jadi memerlukan sebanyak 5.000 volt dan lebih tinggi lagi pada busi yang baru, berkaitan dengan penambahan celah busi dan perubahan bentuk elektroda tengah yang terjadi akibat pemakaian.
Penyetelan kembali celah busi akan menurunkan kebutuhan tegangan kira-kira sama dengan busi baru, selama busi tidak mengalami kerusakan.
Kebutuhan tegangan maksimum terjadi pada saat melakukan percepatan dari putaran rendah sampai 20.000 volt.
Tegangan lebih rendah diperlukan saat kecepatan konstan (kecepatan jelajah)
Misalnya 60 Km perjam 12.000 volt
100 Km per jam 18.000 volt
Lebih banyak tenaga diperlukan maka tegangan akan naik pada batas yang diperlukan untuk melakukan ionisasi pada celah busi.
Tegangan pada putaran langsam adalah rendah – 5.000 – 8.000 volt.
Kondisi engine ‘tidak ada pembakaran’ pertama terjadi pada putaran rendah, kondisi percepatan yang berat. Tegangan yang dibutuhkan akan melebihi tegangan maksimum yang diijinkan.
Tegangan yang diperlukan 50.000 volt, yang tersedia 40.000 volt, maka tidak akan terjadi pembakaran.
Lamanya Percikan
Lamanya percikan pembakaran, atau panjangnya waktu loncatan bunga api listrik, menjadi sangat penting yang hubungannya dengan pengendalian gas buang.
Campuran kurus perlu untuk mendapatkan tingkat emisi gas buang yang rendah. Bagaimanapun juga dengan campuran kurus, jika lamanya waktu pembakaran tidak cukup, campuran tidak akan terbakar dengan baik. Lamanya waktu pembakaran harus berada antara 0,8 – 2 millidetik dengan arus antara 100 – 150 milliamper untuk mendapatkan pembakaran yang baik.
Banyak osiliskop produksi terakhir mempunyai sekala millidetik sehingga memungkinkan melakukan pengukuran tersebut
.
Gambar 2. Osiloskop Pola bentuk gelombang Sekunder tunggal
Energi – Energi Pembakaran dan Putaran Engine
Hasil penelitian menunjukkan pembakaran campuran udara/bahan bakar dan demikian juga dengan unjuk kerja engine dapat dipengaruhi oleh jenis busi, saat pembakaran dan energi pembakaran.
Catatan:
Diperlukan kira-kira 0,2 millijoule (mJ) pada setiap pembakaran untuk membakar campuran udara/bahan bakar dengan percikan bunga api. Campuran kurus dan gemuk memerlukan lebih dari 3 mJ.
Energi yang terdapat pada percikan bunga api tergantung pada energi yang tersimpan pada coil primer selama masa dwell (kontak poin dalam keadaan menutup), dan pada coil, semakin tinggi arus primer semakin tinggi pula tenaga keluarannya. Mungkin terjadi percikan dengan energi rendah dan hal ini tidak akan menghasilkan pembakaran.
Jika energi pembakaran yang tersedia tidak mencukupi, pembakaran tidak terjadi; campuran tidak dapat dibakar dan akan terjadi kegagalan pembakaran. Inilah sebabnya mengapa energi pembakaran yang cukup harus disediakan untuk menjamin bahwa, bahkan dalam kondisi eksternal yang paling buruk, campuran udara/bahan bakar selalu terbakar. Hal ini mencukupi untuk membakar sedikit uap gas yang mudah terbakar dan kemudian gas yang telah terbakar ini akan membakar seluruh campuran di dalam silinder, dengan demikian menghasilkan pembakaran bahan bakar.
Sistem pengapian modern sementara menghasilkan tegangan yang lebih tinggi, adalah lebih penting menghasilkan percikan bunga api dengan lebih banyak energi dalam bentuk yang lebih sederhana (nyala yang lebih besar).
Kebutuhan untuk menghasilkan energi yang besar maka arus pada lilitan primer adalah 7 – 8 amper. (Sistem Pengapian Energi Tinggi)
Saat Pengapian
Tegangan sekunder harus diteruskan pada seluruh kondisi kerja engine sehinga engine dapat menghasilkan tenaga maksimum.
Untuk mendapatkan tenaga engine maksimum, pembakaran harus dilakukan sebelum piston mencapai titik mati atas (TMA) pada saat langkah kompresi. Campuran bahan bakar akan disulut, mulai terbakar dan akan mencapai tekanan pembakaran maksimum setelah piston melampaui TMA. Piston kemudian akan ditekan ke bagian bawah silinder dengan tenaga penuh hasil pembakaran.
Pembakaran Normal
Gambar 3. Percikan bunga api terjadi
Pada saat piston bergerak ke atas pada langkah kompresi, percikan bunga api terjadi pada saat yang tepat untuk membakar campuran dan meneruskan proses pembakaran.
Gambar 4. Pembakaran dimulai
Piston masih bergerak ke atas, campuran sedang terbakar dengan ‘nyala depan’ dengan stabil merambat ke seluruh ruang bakar.
Gambar 5. Pembakaran selesai
Piston bergerak melampaui TMA dan pada kira-kira 10 derajat perputaran poros engkol setelah TMA, dihasilkan tekanan pembakaran maksimum. Ini mendorong piston bergerak ke bawah pada saat langkah usaha.
Catatan:
Pembakaran campuran bahan bakar ini terjadi dalam waktu yang dapat diukur – proses pembakaran ini tidak terjadi seketika.
Pengendali Waktu Pengapian Centrifugal
Penyalaan dimajukan (yaitu dilakukan lebih cepat) secara otomatis sesuai peningkatan putaran engine dan diperlambat secara otomatis apabila putaran engine turun.
Pengendali Waktu pengapian Vacuum.
Saat pengapian diubah tergantung pada beban engine dilakukan dengan cara merubah kecepatan pembakaran.
- Jika campuran kaya dan tekanan kompresi tinggi, campuran akan terbakar dengan cepat saat proses pembakaran.
- Jika campuran miskin akan tekanan kompresi rendah, campuran akan terbakar dengan rentang yang lebih lambat.
Pengaturan saat pengapian untuk engine pembakaran dalam adalah hal yang sangat penting untuk mendapatkan unjuk kerja terbaik dan batas emisi gas buang yang ditentukan oleh perancang. Adalah penting bagi orang yang terlibat dalam perawatan engine untuk menyadari pentingnya saat pengapian dan pengendalian emisi.
Pemajuan yang berlebihan dapat menyebabkan:
- Detonasi
- Overheating
- Kehilangan tenaga (loss of power)
- Peningkatan emisi
- Kerusakan komponen mekanik yang parah termasuk terbakarnya piston, kerusakan ring, kerusakan bantalan dan kerusakan katup-katup.
Mengatur agar pembakaran terlambat menyebabkan:
- Kehilangan tenaga (loss of power)
- Peningkatan emisi
- Boros bahan bakar
- Overheating
Pembakaran Awal (Pre-Ignition)
Pembakaran awal sesuai dengan nama yang diberikan adalah pembakaran yang terjadi sebelum waktunya. Ada dua penyebab utama yang menimbulkan pembakaran awal.
a. Penyetelan saat pengapian dibuat lebih awal
Pembakaran terjadi dan tekanan pembakaran maksimum dicapai sebelum piston mencapai titik mati atas (TMA). Tekanan pembakaran mencoba mendorong piston mundur kebelakang dengan arah yang berlawanan.
Gambar 6. Pembakaran awal - akibat saat pengapian
dibuat lebih awal.
b. Sebuah titik panas (arang yang membara) di dalam silinder membakar campuran bahan bakar sebelum percikan bunga api terjadi. Tekanan pembakaran maksimum terjadi sebelum piston mencapai TMA. Tekanan pembakaran mencoba mendorong piston mundur dengan arah yang berlawanan.
Gambar 7. Pembakaran awal - akibat titik panas
membakar campuran bahan bakar
Detonasi
Detonasi terjadi apabila temperatur di dalam ruang pembakaran berlebihan. Busi membakar campuran secara normal. Secara tiba-tiba setelah pembakaran pertama, campuran dibakar oleh titik panas pada sisi lain ruang bakar.
Terjadi pertemuan dua hasil pembakaran. Campuran terbakar pada rentang peledakan (bukan pembakaran normal). Dalam hal ini piston mendapatkan tekanan pukulan/hentakan.
Gambar 8. Ditonasi disebabkan pertemuan dua pembakaran
Engine Terus Hidup (Running On)
Engine terus hidup (dengan getaran yang tinggi) berarti engine tidak mau mati walaupun kunci kontak telah diputus.
Penyebab:
1. Saat sistem pengapian terlalu maju (retarded) akan menyebabkan engine overheat. Pada saat kunci kontak diputus sejumlah campuran udara/bahan bakar masih terus memasuki ruang bakar dan ini akan dibakar oleh titik panas yang terdapat pada ruang pembakaran, dan engine akan terus hidup.
2. Putaran langsam engine modern adalah sangat tinggi, karburator dilengkapi dengan mekanisme untuk menghentikan campuran bahan bakar memasuki engine saat dimatikan. Penyetelan karburator yang tidak tepat dapat menyebabkan bahan bakar memasuki engine. Pembakaran akibat temperatur tekanan kompresi yang tinggi dan bahan bakar akan menyebabkan engine tetap hidup.
3. Campuran udara/bahan bakar yang terlalu kaya atau terlalu kurus akan menyebabkan engine terlalu panas, saat kunci kontak dimatikan bahan bakar masuk ke dalam engine dan menyebabkan engine tetap hidup.
Selasa, 09 Maret 2010
INI SAJA......
semoga basah air mata
sederas hujan tadi malam
ketika kita membasuh luka dengan terbata
di bawah gigil dedaunan
larutkan saja..
larutkan kesedihan kita
dukamu akan luka ku
aku hendak berkemas
menuju jauh pengembaraan
patahan doa yang bermalam engkau jejalkan
rasanya cukup untuk kuhirup sebagai bekal
meski aku belum lagi mengerti
securam apa pendakian harus kulalui
aku tak ingin menyerah
tak hendak mengaku kalah
ini jelma pemahaman
akan akhir perjalanan
tentu perempuanku
tentu aku rindu
pada tasbih yang terlafadzkan
pada ayat-ayat yang terlantunkan
pada sujud yang tak letih kita lengkungkan
semuda ini kebersamaan
itu saja yang aku ratapi
betapa pada berpuluh malam
kerap nafasmu terabaikan
kini..ketika takdir tak lagi banyak memberi waktu
tak ada lagi sisa mimpi
untuk kurupa sebagai janji
aku menuju hilang
tak ada yang bisa ku wariskan
selain kenang tak sempurna
akan malam-malam sederhana
INI TENTANG PERJALANAN
mengusung tombak berujung dendam
lelah menikam langit malam
menantang terik menggurat jumlah jejak
jemari ini penuh jelaga
dari renta kemarahan
di padang ini aku terjaga
di rimbun rerumputan
tak ada lagi pertanda
ini rupanya
tanah istirah
bagi mimpi yang telah lelah
tak ada batang-batang tumbang
maka tajam bebatuan
kepadanya patahan tombak aku titipkan
aku hendak rebah
meniduri mimpi masa silam
yang lama terabaikan
gemuruh angin
membawa kabar tentang laut
tentang pantai yang jauh aku tinggalkan
tentang diam sampan seludang
yang terburu aku tambatkan
perahu itu biar menunggu
pahit luka masih terlalu nyata
ARTI HADIRMU
Setiap ku melihat mu
Hatiku begitu damai
Rasa tak ingin kulewati
Walau sedikit pun
Apakah rasa ini akan selalu ada
Tetapi aku takut
Jika perasaan ku tak terbalas
Mungkinkah perasaan ku
Akan di balas dengan senyuman
Akupun tak tahu
Mungkin hanya waktu yang bisa menjawabnya
BUDIDAYA TANAMAN PADI
A.
LATAR BELAKANG
Dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidupnya, manusia berusaha, memenuhi kebutuhan primer yaitu makanan. Dalam sejarah hidup manusia dari tahun ketahun
mengalami perubahan yang diikuti pula oleh perubahan kebutuhan bahan makanan
pokok. Hal ini dibuktikan dibeberapa daerah yang semula makanan
pokoknya ketela,
sagu, jagung akhimya beralih makan nasi. Nasi merupakan salah satu bahan makanan pokok yang mudah diolah, mudah
disajikan, enak dan nilai energi yang terkandung didalamnya cukup tinggi sehingga
berpengaruh besar terhadap kesehatan.
B.
SEJARAH TANAMAN PADI
Padi termasuk genus
Oryza L
yang meliputi lebih kurang 25 spesies, tersebar
didaerah tropik dan daerah sub tropik seperti Asia, Afrika, Amerika dan Australia. Menurut Chevalier dan Neguier padi berasal dari dua benua
Oryza fatua Koenig
dan
Oryza sativa L
berasal dari benua Asia, sedangkan jenis padi lainya yaitu
Oryza stapfii Roschev
dan
Oryza glaberima Steund
berasal dari Afrika barat. Padi yang ada sekarang ini merupakan persilangan antara
Oryza officinalis
dan
Oryza
sativa f spontania
. Di Indonesia pada mulanya tanaman padi diusahakan didaerah
tanah kering dengan sistim ladang, akhirnya orang berusaha memantapkan basil
usahanya dengan cara mengairi daerah yang curah hujannya kurang. Tanaman padi
yang dapat tumbuh dengan baik didaerah tropis ialah
Indica
, sedangkan
Japonica
banyak diusakan didaerah sub tropika.
C.
ARTI PENTING DAN MANFAAT PADI BAGI KEHIDUPAN MANUSIA
Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan ini
merupakan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Meskipun padi dapat digantikan oleh makanan lainnya, namun padi memiliki nilai tersendiri bagi
orang yang biasa makan nasi dan tidak dapat dengan mudah digantikan oleh bahan
makanan yang lain.
Padi adalah salah satu bahan makanan yang mengandung gizi dan penguat yang
cukup bagi tubuh manusia, sebab didalamnya terkandung bahan yang mudah diubah menjadi energi. Oleh karena itu padi disebut juga makanan energi. Menurut Collin Clark Papanek, nilai g
izi yang diperlukan oleh setiap orang dewasa
adalah 1821 calori yang apabila disetarakan dengan beras maka setiap hari diperlukan beras sebanyak 0,88 kg. Beras mengandung berbagai zat makanan antara lain: karbohidrat, protein, lemak, serat kasar, abu dan v
itamin. Disamping itu beras
mengandung beberapa unsur mineral antara lain: kalsium, magnesium, sodium, fosphor dan lain sebagainya.
id23375796 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer! - a great PDF creator! - http://www.pdfmachine.com http://www.broadgun.com D.
SYARAT TUMBUH
Tanaman padi dapat hidup baik didaerah yang berhawa panas dan banyak
mengandung uap air. Curah hujan yang baik rata-rata 200 mm per bulan atau lebih,
dengan distribusi selama 4 bulan, curah hujan yang dikehendaki per tahun sekitar
1500 -2000 mm. Suhu yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi 23
°C. Tinggi
tempat yang cocok untuk tanaman padi berkisar antara 0 -1500 m dpl.
Tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi adalah tanah sawah yang
kandungan fraksi pasir, debu dan lempung dalam perbandingan tertentu dengan
diperlukan air dalam jurnlah yang cukup. Padi dapat tumbuh dengan baik pada tanah
yang ketebalan lapisan atasnya antara 18 -22 cm dengan pH antara 4 -7.
BERCOCOK TANAM PADI
Padi dibudidayakan dengan tujuan mendapatkan hasil yang setinggi-tinginya dengan kualitas sebaik mungkin, untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan harapan maka, tanaman yang akan ditanam harus sehat dan subur. Tanaman yang sehat ialah tanaman yang tidak terserang oleh hama dan penyakit, tidak mengalami defisiensi hara, baik unsur hara yang diperlukan dalam jumlah besar maupun dalam jumlah kecil. Sedangkan tanaman subur ialah tanaman yang pertumbuhan clan perkembangannya tidak terhambat, entah oleh kondisi biji atau kondisi lingkungan.
PADI SAWAH
Teknik bercocok tanam yang baik sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan harapan. Hal ini harus dimulai dari awal, yaitu sejak dilakukan persemaian sampai tanaman itu bisa dipanen. Dalam proses pertumbuhan tanaman hingga berbuah ini harus dipelihara yang baik, terutama harus diusahakan agar tanaman terhindar dari serangan hama dan penyakit yang sering kali menurunkan produksi. 1.
PERSEMAIAN
Membuat persemaian merupakan langkah awal bertanam padi. Pembuatan persemaian memerlukan suatu persiapan yang sebaik-baiknya, sebab benih di
persemaian ini akan menentukan pertumbuhan padi di sawah, oleh karena itu
persemian harus benar-
benar mendapat perhatian, agar harapan untuk mendapatkan
bibit padi yang sehat dan subur dapat tercapai. a. Penggunaan benih - Benih unggul - Bersertifikat - Kebutuhan benih 25 -30 kg / ha b. Persiapan lahan untuk persemaian - Tanah harus subur - Cahaya matahari - Pengairan - Pengawasan c. Pengolahan tanah calon persemaian - Persemaian kering - Persemaian basah - Persemaian sistem dapog
Persemaian Kering
Persemaian kering biasanya dilakukan pada tanah-tanah remah, banyak terdapat didaerah sawah tadah hujan. Persemaian tanah kering harus dilakukan dengan baik yaitu : - Tanah dibersihkan dari rumput clan sisa -sisa jerami yang masih tertinggal, agar tidak mengganggu pertumbuhan bibit. - Tanah dibajak atau dicangkul lebih dalam dari pada apa yang dilakukan pada persemaian basah, agar akar bibit bisa dapat memasuki tanah lebih dalam, sehingga dapat menyerap hara lebih banyak. - Selanjutnya tanah digaru
Areal persemaian yang tanahnya sempit dapat dikerjakan dengan cangkul, yang
pada dasarnya pengolahan tanah ini bertujuan untuk memperbaiki struktur tanah,
agar tanah menjadi gembur. Ukuran bedengan persemaian : -
Panjang bedengan :
500 -600 cm atau menurut kebutuhan, akan tetapi perlu diupayakan agar bedengan tersebut tidak terlalu panjag -
Lebar bedengan :
100 -150 cm -
Tinggi bedengan :
20 -30 cm Diantara kedua bedengan yang berdekatan selokan, dengan ukuran lebar 30-40 cm. Pembuatan selokan ini dimaksud untuk mempermudah : - Penaburan benih dan pencabutan bibit - Pemeliharaan bibit dipersemaian meliputi :
¬ Penyiangan
¬ Pengairan
¬
Pemupukan
¬ Pemberantasan hama dan penyakit
Persemaian diupayakan lebih dari 1/25 luas sawah yang akan ditanami, penggunaan benih pada persemaian kering lebih banyak dari persemaian basah.
Persemaian Basah
Perbedaan antara persemaian kering dan basah terletak pada penggunaan air. Persemaian basah, sejak awal pengolahan tanah telah membutuhkan genangan air. Fungsi genangan air: - Air akan melunakan tanah - Air dapat mematikan tanaman pengganggu ( rumput ) - Air dapat dipergunakan untuk memberantas serangga pernsak bibit Tanah yang telah cukup memperoleh genangan air akan menjadi lunak, tanah yang sudah lunak ini diolah dengan bajak dan garu masing-masing 2 kali. Namun sebelum pengolahan tanah harus dilakukan perbaikan pematang terlebih dahulu, kemudian petak sawah dibagi menurut keperluan. Luas persemaian yang digunakan 1/20 dari areal pertanaman yang akan ditanami.
Sistem Dapog
Di Filipina telah dikenal cara penyemaian dengan sistem dapog, sistem tersebut di Kabupaten Bantul telah dipraktekan di Desa Pendowoharjo, Sewon. Cara penyemaian dengan sistem dapog : - Persiapan persemaian seperti pada persemaian basah - Petak yang akan ditebari benih ditutup dengan daun pisang - Kemudian benih ditebarkan diatas daun pisang, sehingga pertumbuhan benih dapat menyerap makanan dari putik lembaga - Setiap hari daun pisang ditekan sedikit demi sedikit kebawah - Air dimasukan sedikit demi sedikit hingga cukup sampai hari ke 4 - Pada umur 10 hari daun pisang digulung dan dipindahkan kepersemaian yang baru atau tempat penanaman disawah d. Penaburan benih Perlakuan sebagai upaya persiapan Benih terlebih dahulu direndam dalam air dengan maksud : - Seleksi terhadap benih yang kurang baik, terapung, melayang harus dibuang
- Agar terjadi proses tisiologis Proses tisiologis berarti terjadinya perubahan didalam benih yang akhimya benih cepat berkecambah. Terserap atau masuknya air kedalam benih akan mempercepat proses tisiologis Lama perendaman benih Benih direndam dalam air selama 24 jam, kemudian diperam ( sebelumnya ditiriskan atau dietus ) Lamanya pemeraman Benih diperam selama 48 jam, agar didalam pemeraman tersebut benih berkecambah. Pelaksanaan menebar benih Hal- hal yang hams diperhatikan dalam menebar benih adalah : - Benih telah berkecambah dengan panjang kurang lebih 1 mm - Benih tersebar rata - Kerapatan benih harus sama e. Pemeliharaan persemaian 1)
Pengairan
Pada pesemaian secara kering
Pengairan pada pesemaian kering dilakukan dengan cara mengalirkan air keselokan yang berada diantara bedengan, agar terjadi perembesan sehingga pertumbuhan tanaman dapat berlangsung,
meskipun dalam hal ini sering
kali ditumbuhi oleh tumbuhan pengganggu atau rumput. Air berperan
menghambat atau bahkan menghentikan pertumbuhan tanaman pengganggu
/ rumput. Perlu diketahui bahwa banyaknya air dan kedalamanya
merupakan faktor yang memperngaruhi perkembangan semai, terutama pada pesemaian yang dilakukan secara basah.
Pada pesemaian basah
Pengairan pada pesemaian basah dilakukan dengan cara sebagai berikut : - Bedengan digenangi air selama 24 jam - Setelah genagan itu berlangsung
selama 24 jam, kemudian air dikurang
hingga keadakan macak-macak ( nyemek-nyemek ), kemudian benih mulai bisa disebar Pengurangan air pada pesemaian hingga keadaan air menjadi macak-macak ini, dimaksudkan agar: 0 Benih yang disebar dapat merata daD mudah melekat ditanah sehingga akar mudah masuk kedalam tanah. - Benih tidak busuk akibat genagan air -
Memudahkan benih bernafas / mengambil oksigen langsung dari udara,
sehingga proses perkecambahan lebih cepat - Benih mendapat sinar matahari secara langsung Agar benih dalam bedengan tidak hanyut, maka air harus diatur sesuai dengan keadaan, misalnya : bila akan terjadi hujan maka bedengan perlu digenangi air, agar benih tidak hanyut. Penggenangan
air dilakukan lagi
pada saat menjelang pemindahan bibit dari pesemaian kelahan pertanaman, untuk memudahkan pencabutan. 2)
Pemupukan dipersemaian
Biasanya unsur hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah besar ialah unsur hara makro. Sedangkan pupuk buatan / anorganik seperti Urea, TSP dll diberikan menjelang penyebaran benih dipesemaian, bila perlu diberi zat pengatur tumbuh. Pemberian zat pengatur tumbuh pada benih dilakukan menjelang benih disebar. 2.
PERSIAPAN DAN PENGOLAHAN TANAH SAWAH
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah pertanian dengan alat tertentu
hingga memperoleh susunan tanah ( struktur tanah ) yang dikehendaki oleh tanaman.
Pengolahan tanah sawah terdiri dari beberapa tahap :
a. Pembersihan b. Pencangkulan c. Pembajakan d. Penggaruan a. Pembersihan - Selokan-selokan perlu dibersihkan
- Jerami yang ada perlu dibabat untuk pembuatan kompos b. Pencangkulan Perbaikan pematang dan petak sawah yang sukar dibajak c. Membajak - Memecah tanah menjadi bongkahan-bongkahan tanah -
Membalikkan tanah beserta tumbuhan rumput ( jerami ) sehingga akhirnya
membusuk. - Proses pembusukan dengan bantuan mikro organisme yang ada dalam tanah
d. Menggaru - Meratakan dan menghancurkan gumpalan-gumpalan tanah - Pada saat menggaru sebaiknya sawah dalam keaadan basah -
Selama digaru saluran pemasukan dan pengeluaran air ditutup agar lumpur
tidak hanyut terbawa air keluar - Penggaruan yang dilakukan berulang kali akan memberikan keuntungan - Permukaan tanah menjadi rata - Air yang merembes kebawah menjadi berkurang -
Sisa tanaman atau
rumput akan terbenam - Penanaman menjadi mudah - Meratakan pembagian pupuk dan pupuk terbenam
3.
PENANAMAN
Dalam penanaman bibit padi, harus diperhatikan sebelumnya adalah : a. Persiapan lahan b. Umur bibit c. Tahap penanaman a. Persiapan lahan Tanah yang sudah diolah dengan cara yang baik, akhirnya siap untuk ditanami bibit padi. b. Umur bibit Bila umur bibit sudah cukup sesuai dengan jenis padi, bib it terse but segera dapat dipindahkan dengan cara mencabut bibit c. Tahap penanaman Tahap penanaman dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu 1. Memindahkan bibit 2. Menanam 1) Memindahkan bibit Bibit dipesemaian yang telah berumum 17-25 hari ( tergantung jenis padinya, genjah / dalam ) dapat segera dipindahkan kelahan yang telah disiapkan. Syarat -syarat bibit yang siap dipindahkan ke sawah : - Bibit telah berumur 17 -25 hari - Bibit berdaun 5 -7 helai - Batang bagian bawah besar, dan kuat - Pertumbuhan bibit seragam ( pada jenis padi yang sama) - Bibit tidak terserang hama dan penyakit Bibit yang berumur lebih dari 25 hari kurang baik, bahkan mungkin telah ada yang mempunyai anakan. 2) Menanam Dalam menanam bibit padi, hal- hal yang harus diperhatikan adalah : a. Sistim larikan ( cara tanam ) b. Jarak tanam c. Hubungan tanaman d. Jumlah tanaman tiap lobang e. Kedalam menanam bibit f. Cara menanam a)
Sistim larikan ( cara tanam ) - Akan kelihatan rapi - Memudahkan pemeliharaan terutama dalam penyiangan - Pemupukan, pengendalian hama dan penyakit akan lebih baik dan cepat - Dan perlakuan-perlakuan lainnya - Kebutuhan bibit / pemakaian benih bisa diketahui dengan mudah b)
Jarak tanam Faktor yang ikut menentukan jarak tanam pada tanaman padi, tergantung pada : - .Jenis tanaman - Kesuburan tanah - Ketinggian tempat / musim - Jenis tanaman Jenis padi tertentu dapat menghasilkan banyak anakan. Jumlah anakan yang banyak memerlukan jarak tanam yang lebih besar, sebaliknya jenis padi yang memiliki jumlah anakan sedikit memerlukan jarak tanam yang lebih sempit. - Kesuburan tanah Penyerapan hara oleh akar tanaman padi akan mempengaruhi penentuan jarak tanam, sebab perkembangan akar atau tanaman itu sendiri pada tanah yang subur lebih baik daTi pada perkembangan akar / tanaman pada tanah yang kurang subur. Oleh karena itu jarak tanam yang dibutuhkan pada tanah yang suburpun akan lebih lebar daTi pada jarak tanam padah tanah yang jurang subur. - Ketinggian tempat. Daerah yang mempunyai ketinggian tertentu seperti daerah pegunungan akan memerlikan jarakn tanam yang lebih rapat dari pada jarak tanam didataran rendah, hal ini berhubungan erat dengan penyediaan air. Tanaman padi varietas unggul memerlukan jarak tanam 20 x 20 cm pada musim kemarau, dan 25 x 25 cm pada musim hujan. c)
Hubungan tanaman Hubungan tanaman berkaitan dengan jarak tanam. Hubungan tanaman yang sering diterapkan ialah : - Hubungan tanaman bujur sangkar ( segi empat ) - Hubungan tanaman empat persegi panjang. - Hubungan tanaman 2 baris. d)
Jumlah tanaman ( bibit ) tiap lobang. Bibit tanaman yang baik sangat menentukan penggunaannya pada setiap lubang. Pemakian bibit tiap lubang antara 2 -3 batang e)
Kedalaman penanaman bibit Bibit yang ditanam terlalu dalam / dangkal menyebabkan pertumbuhan tanaman kurang baik, kedalam tanaman yang baik 3 -4 cm. f) Cara menanam Penanaman bibit padi diawali dengan menggaris tanah / menggunakan tali pengukur untuk menentukan jarak tanam. Setelah pengukuran jarak tanam selesai dilakukan penanaman padi secara serentak.
4.
PEMELIHARAAN
Meliputi : a. Penyulaman dan penyiangan b. Pengairan c. Pemupukan a. Penyulaman dan penyiangan. Yang harns diperhatikan dalam penyulaman : - Bibit yang digunakan harus jenis yang sama - Bibit yang digunakan merupakan sisa bibit yang terdahulu - Penyulaman tidak boleh melampoi 10 hari setelah tanam. - Selain tanaman pokok ( tanaman pengganggu ) supaya dihilangkan. b. Pengairan Pengairan disawah dapat dibedakan : - Pengairan secara terns menerus - Pengairan secara piriodik c. Pemupukan Tujuannya adalah untuk mencukupi kebutuhan makanan yang berperan sangat penting bagi tanaman baik dalam proses pertumbuhan / produksi, pupuk yang sering digunakan oleh petani berupa : - Pupuk alam ( organik ) - Pupuk buatan ( an organik ) Dosis pupuk yang digunakan : - Pupuk Urea 250 -300 kg / ha - Pupuk SP 36 75 -100 kg / ha - Pupuk KCI 50 -100 kg / ha - Atau disesuaikan dengan analisa tanah
AC
1. Landasan Teori
Air conditioner adalah istilah umum untuk perlengkapan yang memelihara udara dalam ruangan agar temperature dan kelembapanya tetap terjaga.Bila temperature ruangan terlalu panas maka panas yang di ambil agar temperature menurun di sebut pendinginan ,sebaliknya ketika temperatur ruangan rendah panas yang di berikan agar temperature naik di sebut pemanasan.Sebagai tambahan kelembapan di tambah atau di kurangi agar terasa nyaman .
Dengan demikian perlengkapan yang di butuhkan air conditioner mobil pada umumnya adalah heater atau cooler denagn pembersih embun (moisture remover )dan pengatur aliran udara
Komponen –komponen AC
Heater
Suatu komponen yang berfungsi memanaskan udala dalm mobil atau udara segar dari luar yang di hisab dalam ruang dan digunakan untuk pemanasan .Ada beberapa tipe heater tapi yang di gunakan adalah heater air panas.
Cooler
Suatu komponen dalam system AC yang berfungsi untuk mendinginkan dan menghilangkan kelembapan udara dalam kendaraan atau udara luar di hisab ke dalam kendaraan untuk membuat udara terasa nyaman
Kompressor
Komponen yang berfungsi memompa tekanan refrigant .Meningkatnya tekanan berarti menaikan tekanan temperture .Uap refrigant bertekanan tinggi dalam condenser akan cepat mengembun dan melepaskan panas ke sekelilingnya
Condenser
Suatu komnponen yang berfungsi untuk mendinginkan dan menyerap panas dari gas refrigant yang telah di tekan compresor hingga bertemperature tinggi tekanan gas yang tinggi dapat mengubah gas ini kembali cair.
Dryer
Sutu komponen yang berfungsi menampung sementara refrigant yang telah menjadi cair oleh kondensor untuk kemudian menyuplainya sesuai dengan beban pendinginan dan ini juga untuk membersihkan kotoran uap yang mengganggu Siklus refrigant.
Evavorator
Evforator adalah alumunium untuk pemindah panas komponen ini dirancang untuk mendinginkan udara yang melewatinya.Suhu dingin evaporator menyerap udara dari luar memanaskan dan menguaokan sebelum kembali ke compressor sebagai gas bertekanan rendah. Evaporator di pasang dengan gril yang membuat kondensi dari kandungan air dari udara yang melewatinya.hal ini membuat udara yang di alirakan ke ruang penumpang untuk menghilangkan kelembapan.
Prinsip kerja AC
Compressor melepaskan refrigant yang bertemperature tinggi dan bertekanan tinggi karena menyerap panas dari Evaporator dan di tambah oleh panas kompressor saat langkah pengeluaran.Gas mengalir ke dalam condenser di dalam condenser gas refrigant mengembun kembali cair.cairan refrigant itu mengalir ke dalam receiver yang menyimpan dan menyaring cairan refrigant sampai Evaporator memerlukan refrigant .Expantion valve merubah cairan refrigant menjadi caiaran yang bertekanan dan bertemperature rendah.Gas refrigant yang dingin mengalir ke dalam condenser di dalam condenser gas refrigant mengembun kembali menjadi cairan.
Gejala kerusakan
AC kurang dingin
Pendingin tidak bekerja
Aliran udara tidak bekerja
Aliran udara tersendat- sendat
Analisa gangguan
AC kurang dingin
Kopling manegtik tidak bekerja,ganti kopling magnetic
Pendingin tidak memadai, tambah pendingin
Putaran kompressor tidak normal,perbaiki kompressor
Kompresi dalam kompressor rendah, perbaiki kompressor
Pendingin tidak bekerja
Pendingin habis, isi pendingin
Condenser tersumbat,bersihkan bagian yang tersumbat dengan udara tekan
Pendingin berlebihan ,kurangi pendinginan
Putaran compressor tidak normal, perbaiaki compressor
Udara masuk ke unit, keluarkan udara
Aliran udara tidak bekerja
Kebocoran pada saluran pipa ,ganti pipa
Evaporator beku, perbaiki evaporator
Kerusakan pada motor blower,ganti motor blower
Aliran udara tersendat –sendat
Selang tersumbat, bersihkan selang dengan udara tekan
Filter AC kotor , bersihkan filter AC
Kompressor berputar tidak normal, perbaiki kompressor
V- Belt AC kendor,stel kekencangan V-belt AC
Perbaikan
Alat dan bahan
Selang penguji
Pompa vacum
Tabung refrigant
Rol kabel
Tang potong
Keselamatan kerja
Menutup dan memasang seluruh alur dan fitting dengan segera untuk mencegah masukanya kotoran atau uap air
Jangan membengkokkan saat melepasnya
Seluruh alat yang berhubungan AC harus di simpan dengan baik dan dalam ke adaan kering
Jika proses pengisisan pendibgin terlalau cepat akan menyebapkan oli kompressor mengering
Langkah kerja
Pengunaan alat pendingin
Cairan pendingin sangat mudah menguap dan dapat menyebabkan radang kering pada tangan bila mengenai tangan oleh sebab itu saat memperbaiki sistem pendingin pastikan gunakan sarung tangan.
Gunakan pelindung standart untuk mata anda karena sangat berbahaya kalau sampai pendingin mengenai mata
Tabung refrigant bertekanan tinggi jangan simpan di tempat yang panas krena dapat meledak
Gunakan detektor kebocoran untuk mengetahui kebocoran pada pendingin ,karena sangat berbahaya bila sampai refrigant terkena api akan menghasilkan gas beracun phosgene
Pendingin menyerap udara luar dengan cepat ,maka harus berhati hati melepaskan sitem pendingin
Bila terjadi pengisian tak sengaja oleh sistem.biarkan udara bertukar pada ruang kerja sebelum di lakuakan perbaikan.
Penanganan penggantian part
Jangan membuka atau melepas komponen sistem AC sebelum sistem di matikan
Menutup fifting komponen yang terbuka dengan cara menyubatnya
Untuk mencegah debu masuk dalam sistem jangan melepas segel pada komponen pengganti sebelum siap untuk di gunakan.
Ketika memasang bagian –bagian Yang terhubung periksa apakah ada kerusakan pada O Ring dan kumasi dengan minyak kompressor.kencangkan baut sesuai dengan putaran(Gbr 7.4.1)
Menangani pipa dan fifting
Bila membuka sistem pendingin siapkan semua alat yang di butuhkan untuk memeperbaiki sistem pendingin dengan demikian tidak membiarkan fifting terbuka terlalu lama.
Menutup semua bagian yang berhubungan dengan fifting setelah di buka untuk mencegah masukanya debu
Jangan mencoba untuk membengkokkan jalur yang ada gunakan jalur sesuai prosedur.
Menjaga komponen sistem AC agar tetap kering
Pemasangan meteran manifold
Buka kedua katup meteran manifold (Gbr 7.4.2)
Memasang selang pengisian dan meter ke dalam fifting yang ada. Hubungkan selang tekanan rendah ke bagian tekanan rendah .dan selang tekanan tinggi ke bagian tekanan tinggi,lalu kencangkan baut selang dengan tangan(Gbr 7.4.3)
Prosedur pengosongan pendingin
Memasang meteran manifold ke sistem
Meletakan handuk pada bagian tengah selang yang terbuka
Membuka katup tekanan tinggi secara perlahan untuk mengosongkan pendingin.
Memeriksa apakah handuk ternoda oleh minyak
Bila kebocoran manifold turun di bawah 3,5 Kg/cm2 membuka katup secara perlahan
Buka katup tekanan rendah dan tinggi harus di buka secara perlahan agar tekanan dalam sistem turun perlahan sampai 0 kg /cm2 pada meteran
Menjalankan pompa vacum(Gbr 7.4.4)
Membuka kedua katup manifold untuk mendapatkan nilai vacum sebesar 94,39 kpa (0,96 kg /cm2 ,13 ,7 Psi)
Setelah meteran katup manifold tekanan rendah menunjukan telah mendekati spesifikasi lanjuttkan pengosongan selama 15 menit
Setelah melakukan pengosongan selam 15 menit tutup kedua tutup manifold dan mematikan pompa vakum ,melepas selang dari pompa vakum sistem sekarang siap untuk pengisisan
Memperbaiki dan mengatasi kebocoran pada sistem pendigin
Matikan mesin
Menghubungkan kedua meteran fifting ke meteran kompressor dan tutup kedua katup tekanan
Memastikan pendingin tekan di lepas dari sistem
Memasang bagian tengah selang meteran ke pompa vakum(Gbr 7.4.5)
Menjalankan pompa vakum dan membuka katup tekanan tinggi dan tekanan rendah pada manifold (Gbr 7.4.6)
Setelah kira –kira 10 menit pastikan nialai tekanan rendah terbaca lebih dari- 94,39 kpa (-0,96 kg /cm2 ,-13,7 Psi ) bila tekanan negatif tidak dapat tercapai maka di pastikan ada kebocoran pada sistem maka perlu dilakukan perbaikan pada sitem sebagai berikut:
Menutup kedua katup manifold dan mematikan pompa vakum
Mengisi sitem pendingin denagn melihat pedoman pengisian
Memeriksa kebocoran dengan detektor kebocoran dan memperbaiki kebocoran yang ada .
Melepas kembali selang pendingin dan memastikan tidak ada kebocoran bila tidak lanjutkan perbaikan selanjutnya.
Perawatan katup pendingin
Sebelum menyambung katup ke kontainer pendingin putar penuh pegangan katup berlawanan arah jarum jam.
Memutar piringan berlawanan arah jarum jam sampai mencapai posisi tertinggi
Menyambung selang tengah ke fifting katup putar piringan searah jarum jam dengan tangan
Putar pegangan searah jaru jam untuk membuat lubang pada bagian atas yang tersegel
Memutar penuh gagang belawanan arah jarum jam unutk mengisi bagian tengah selang denagn udara jangan membuka katup tekanan tinggi dan rendah saat ini
Longgarkan baut tengah selang yang terhubung dengan bagian tengah fifting manifold.
Biarkan udara keluar untuk beberapa detik kemudian kencangkan baut O ring (Gbr 7.4.7)
Mengisi sistem pendingin
Buka katup tekanan rendah menyesuaiakan katup sehingga ukuran tekan rendah tidak melewati 420 Kpa (Gbr 7.4.8)
Letakan pendingin pada panci yang berisi air hangat dengan suhu maxsimum 40 0 C untuk menjaga tekanan uap nair dalam kontainer sedikit lebih tinggi dari pada tekanan dalam sistem
Menghidupkan mesin dalm keadaan fast idle dan menjalankan pengturan suhu
Mengisi sistem sampai jumlah yang di tentukan kemudian tutup katup tekanan rendahjumlah yamg di tetapkan adlah 680 ± 25 kg
Ketika kecepatan pengisian pendinginan lambat celupkan tabung pendingin dalam air pada suhu 52 0 C
Jangan panaskan dengan las atau kompor
Pengetesan sistem pendingin
Pasang pengukur pip
Jalankan mesin pada 2000 rpm dan putar control untuk pendinginan maksimum dan kecepatan blower tertinggi
Buka semua jendela dan pintu
Pasang semua jendela dan pintu
Pasang thermometer dry –hub pada outlet udara pendinginan
Pasang thermometer wet- drydekat pada masukan pendingin
Periksa nilai tekanan tinggi sekitar 1,375-1,575 kpa bila nilai terlalu tinggi tuangkan air ke bagian kondenser bila terlalu rendah tutup depan condenser
Periksa nilai pada thermometer dry-hub dan masukan udara pada 25 0C – 35 0 C
Hitung suhu dry-hulb pada pemasukan udara dingin dan hitung perbedaan pengeluaran dry- hulb
Hitung kelembapan grafik psicometric dengan membandingkan nilai pada wet –dry dan dry-hulb
Setelah melihat nilai pada thermometer basah dan evaporator pemasukan udara kering maka dapt dikatakan nilai kelembapan relatif
Periksa persimpangan dan kelembapan relative dan perbedaan suhu yang terjadi pada blok bawah,bila perimbangn terjadi perimbangan terjadi dalam blok maka pendingin dalam keadaan normal.
Pengujian peforma sistem pendingin
Bila rantai proses pendinginan berjalan dengan normal nilai ukuran manifold adalah sekitar 1,5 -2,0 kg/cm2 untuk bagian tekanan rendah dan sekitar 14,5-15 kg /cm2 untuk bagian bertekanan tinggi suhu masukan akan terbaca 30 -35 0 C denagn mesin berputar pada 2000 rpm maksimum cooling terpilih dan blower di set pada posisi tertinggi
REM ABS
1.Landasan Teori
Rem dirancang untuk mengurangi kecepatan ,menghentikan kendaraan dan memungkinkan parkir di tempat menurun.Alat ini sangat penting dalam sebuah kendaraan yang berfungsi sebagai alat keselamatan untuk menjamin pengendaraan yang aman.
Kendaraan tidak dapat berhenti dengan segera apabila mesin di bebaskan dengan pemindah daya.Kelemahan ini harus dikurangi dengan maksud untuk mengurangi kecepatan gerak kendaraan hingga berhenti .mesin nerubah energi panas menjadi energi mekananik(energi gerak )untuk mengerakaan kendaraan .Pada dasarnya rem berkerja berdasarakan sytem gabumgan yaitu system penekanan melawan gerak putar.Efek pengereman di peroleh dari gesekan yang timbul antar dua obyek.
Dewasa ini menurut ahli permobilan, rem semakin berkembang dengan pelengkapan baru salah satunya yang ada pada mobil KIA CARNIVAL yaitu ABS (Anti Lock Break System) yang berfungsi untuk mencegah terkuncinya roda –roda kendaraan pada saaat jalan basah dan licin.
a.Jenis Rem
1) Rem Tromol
Type leading trealing
Type two leading
Type uni servo
Type duo servo
Type yang banyak digunakan pada kendaraan KIA adalah Type leading trailing karena kerjanya dianggap lebih baik dari pada yang lain .karena yang di bahas adlah tipe rem yang mengunakan ABS maka type rem tromol b. Rem cakram
2) Rem cakram
a) Type Full floating
b) Type semi floating
Type yang digunakan pada mobil Carnival adalah type full floating system rem ini juga mengunakn ABS karena akan menambah keamanan pengendaraan yang aman dan nyaman.Type rem cakram jenis inilah yang akan banyak di bahas dalam laporan ini.
3) Rem Parkir
Tipe rem roda belakang
Tipe center breake
b . Cara kerja
Rem tromol
Pada rem cakram, daya pengereman diperoleh dari adanya gesekan antara disc pad dengan cakram (disc). Pada saat pedal rem diinjak, push rod akan menekan piston pada boster rem sehingga kekuatan penekanan diperkuat oleh boster rem. Push rod akan menekan piston di dalam master silinder. Di dalam master silinder piston akan menekan fluida yang ada di dalam master silinder sehingga akan terjadi perubahan tenaga dari tenaga gerak (mekanik) menjadi tenaga hidrolik. Tekanan hidrolik ini akan diteruskan ke pipa-pipa yang nantinya akan diteruskan ke masina-masing roda depan dan roda belakang.Pada roda belakang, tenaga hidrolis akan masuk ke dalam masing - masing silinder roda. Pada silinder roda terjadi perubahan energi dati energi hidrolis menjadi energi gerak (mekanis). Di dalam silinder roda fluida akan mendorong piston cup dan selanjutnya piston akan mendorong sepatu rem dan kanvas rem. Kemudian kanvas rem akan terdorong dan bergesekan dengan tromol sehingga terjadi gesekan yang menyebabkan pengereman. Selain terjadi gesekan,juga akan terjadi panas yang cukup tinggi akibat adanya gesekan.
Pada " KIA Carnival ", rem tromol menggunakan tipe leading trailing sehingga pada saat kendaraan maju dan dilakukan pengereman maka salah satu sepatu rem menjadi leading
Rem cakram
Pada rem cakram, daya pengereman diperoleh dari adanya gesekan antara disc pad dengan cakram (disc). Pada saat pedal rem diinjak, push rod akan menekan piston pada boster rem sehingga kekuatan penekanan diperkuat oleh boster rem. Push rod akan menekan piston di dalam master silinder. Di dalam master silinder piston akan menekan fluida yang ada di dalam master silinder sehingga akan terjadi perubahan tenaga dari tenaga gerak (mekanik) menjadi tenaga hidrolik. Tekanan hidrolik ini akan diteruskan ke masing-masing roda depan dan roda belakang. Pada roda depan yang menggunakan rem cakram (disc brake) tenaga hidrolis tersebut akan diteruskan ke kaliper, di sini terjadi perubahan energi dari energi hidrolis kembali menjadi energi gerak(mekanis). Di dalam kaliper, fluida akan mendorong piston dan piston akan mendorong pad rem sehingga pad rem akan menekan disc (piringan). Di samping itu, fluida juga akan mendorong dinding kaliper. Hal ini mengakibatkan kaliper bergeser karena kaliper ditumpu oleh pin yang memungkinkan kaliper untuk bergerak. Body kaliper akan bergerak menjauhi piringan (disc) sehingga pad yang ditahan oleh kaliper akan ikut bergeser dan menekan disc (piringan) sehingga terjadi gesekan yang mengakibatkan pengereman. Selain terjadi gesekan juga terjadi panas yang cukup tinggi akibat gesekan.
c. Berikut adalah spesifikasi rem pada kendaraan KIA carnival:
-
Item
Spesifikasi
Brake pedal
Type
suspensed
Pedal lever ratio
3,4:1
Langkah maxsimum
5,51(140) in(mm)
Master cylender
Type
Tandem (with lever sensor)
Diameter silinder dalam
1.06(26.99) in(mm)
Front disc brake
Type
Ventilated disc
Cylender bore
2.6(66) in(mm)
Dimensi pad (area x tebal)
18.29x0.41(11800x10.5) in 2in(mm2 x mm)
Dimensi disc plate
10.79x0.94 (274x24)
Rear drum breake
Type
Leading –trailing
Diameter silender dalam
0.81(20,64) in (mm)
Dimensi lapisan
2.16 x 9.84 x 0.24 (55 x250 x 6) in (mm)
Diameter dalam tromol
9.84(250) in (mm)
Power breake unit
Type
Boost type
Diameter luar
8 + 9 (203 +229) in (mm)
Brake fluide
FMVSS116:DOT -3SAE J1703,DOT-4
Parking brake
Type
Mekanik
Sistem operasi
LHD :Tuas kaki RHD:Tuas tangan
d .Anti Lock Break System
Sistem anti lock breaking terdiri dari :
Tambahan Unit Pengatur Additional Regulation Unit
ECU
4 sensor roda
Lampu uji peringtan pada panel instrument
Konektor uji
Konektor stop
e . Prinsip kerja
Sensor terdiri dari magnet permanen dan sebuah koil sebuah roda gigi bergerakpada sensor depan perbedaan medan magnet menyebabkan pada koil ada arus bolak balik frequensi dan tegangan yang mana proporsional sesuai kecepatan putaran roda bergigi celah udara pada sensor tidak dapat di stel .Pengaturan pengereman di dalam caliper untuk mencegah roda terkunci dari tenaga pedal rem itu sendiri .ABS unit pengatur tergabung dengan ECU .
f. Pengontrol Unit
Electronik control
ECU tergabung dengan ARU juga menyediakan jumlah konektor kelistrikan bagian luar yang di kurangi untuk meningkatkan ketahanan. Ia dapat dilepas untuk:
Untuk mengatur tekanan pengereman yang berhubungan denagn data yang di hasilkan oleh 4 buah sensor roda
Untuk memperhatikan peralatan dan mengingankan pengemudi dengan menyalakn lampu tes peringtan.
Untuk membantu diagnosa dengan membaca memori ECU (maksimum 3 kesalahan)
Selama mengemudi ECU terus memerus menganalisa signal dari 4 sensor roda dengan membandingkan mereka dengan referernsi kecepatan penghitungan referensi kecepatan yang memungkinkan terjadinya slip dapat di tentukan ,apabila saat pengereman kecepatan satu atau lebih roda menjadi kurang dari pda referensi kecepatan
2) Hidrolik kontrol
Pompa hidrolik dikendaliakan oleh motor listrik untuk memstikan kembalinya minyak rem dari kaliper ke master silender selama tahap penurunan pengurangan tekanan.8 x 2 – way2- posisi pengturan solenoid valve (buka dan tutup) dikendaliakn menurut tegangan 0 atau 1V (1 inlet solenoid dan 1 outlet solenoid memungkinkan mengemdalikan setiap roda.
g. Mode pengoperasian
Pengereman normal
Pada waktu rem konvensional tenaga pengereman menggunakan pedal rem mendorong fluida dari master silender.meskipun propotional valve di HCU (hydraulic control unit) dan disamping HCU fluida terus bergerak dengan normal.membuka katup isolasi turun mengunci mendorong ke dalam katup dan menutup katup buang .dan menghentikan penggerak rem. Meskipun ABS tidak berkerja pada waktu pengereman normal ECU selalu tetap memonitor input sensor roda untukm cepat di akselerasi.
Mode pembuangan
Satu tekanan isolasi itu harus mengurangi pemberian putaran roda .ini penyempurnaan oleh letak bagian fluida rem menekan ke dalam accunultor tekanan rendah. ECU membuka katup buang .Fluida rem berpindah dari saluran rem dan pembuangan ke LPA .Ini terjadi dengan sangat pendek pembukaan dan penutupan katup pembuangan.Tekanan rem rendah ,rem akan memberikan putaran roda lagi .
Fluida rem membawa dari saluran dan di berikan kepad LPA.Bagian fluida pompa primer .katup buang masing –masing saluran bekerja sendiri .System ABS meghentikan mode isolasi pada waktu mode pembuangan motor di hidupkan membolehkan memompa memindahkan fluida rem dari LPA.
Mode penaikan tekanan
Mode penaikan adalah inisiatif penaikan tekanan pengereman .katup isolasi suatu saat membuka dan memberikan master silender dan pompa penekan mendekati rem.Ini mengontrol tekanan penaiakan terus sampai terjadi kelebihan akselerasi roda atau sampai membawa master silender .Pengendara merasa ada getaran pedal ini pada kondisi normal.
4) Mode penekanan pedal
Ini mode kerja ABS terakhir ,motor akan mundur untuk memendekan waktu dari waktu digunakan pompa memindahkan fluida rem dari LPA as the Fluid kembali ke master silender ,pegas pengembali LPA mendorong piston kembali ke posisi normal.
2. Diagnosa Kerusakan
Semua kendaraan pasti dilengkapi dengan rem agar menambah keamanan dan pengandaraan yang aman ,apabila rem tidak sempurna berati ada gangguan pada sistem remnya,apa itu bagian ABS atau pada kerja rem itu sendirikerusakan yang sering terjadi adalah:
Kerusakan rem konvensional
Rem rusak
Rem menarik ke satu arah
Rem tidak bisa kembali
Pedal terlalu dalam
Roda kemudi menarik ke satu arah
Terdapat suara pengereman yang tidak normal
Kerusakan rem ABS
Kerusakan Sensor kecepatan roda
ABS warning lamp hidup tetapi tidak ada kerusakan
Kerusakan Hidraulic kontrol unit
Kerusakan hidraulic kontrol unit
3. Analisa Gangguan
a.Kerusakan rem konvensional
Rem rusak
Minyak rem habis,isi minyak
Ada udara dalam sistem,bleding sistem rem
Pad atau kanvas habis ,ganti pad atau kanvas
Terdapat minyak rem ,grease, air pada pad atau kanvas rem,bersihkan
Piston tidak berfungsi dengan baik ,perbaiki atau ganti piston
Master silender pad silender roda tidak bekerja,perbaiki atu ganti
Cek valve tidak berkerja dengan baik,ganti check valve
Flexible housing bocor ,ganti flexible housing
PCV tidak berkerja,ganti PCV
Rem menarik ke satu arah
Pad kanvas habis pada salah satu roda,ganti kanvas rem
Penyetel tidak berfungsi dengan baik;ganti penyetel
Tekanan ban tidak sama satu dengan lainnya,samakan tekanan ban
Terdapat minyak ,grease, air pada pad pada salah satu roda,bersihkan pad rem
Rem tidak bisa kembali
Pegas pengembali lemah,ganti pegas
Piston di silender roda tidak kembali,perbaiki atau ganti
Seal piston rusak,ganti seal piston
Pedal terlalalu dalam
Pad atu kanvas habis,ganti kanvas
Penyetelan pedal kurang tepat,stel pedal
Roda kemudi menarik ke satu arah
Sistem kemudi tidak berkerja,periksa sistem kemudi
Suspensi tidak berkerja,periksa sistem suspensi
Tekanan ban tidak sama,standarkan tekanan ban
Roda tidak balance,balance roda
Terdapat suara pengereman yang tidak normal
Pad habis,ganti pad
Terdapat kotoran pada plat cakram,bersihkan
Terdapat kerusakan pada cakram,ganti atau slep
Lemahnya kotak pad,ganti pad dan kotaknya
Rem tidak bisa kembali
b. Kerusakan rem ABS
Kerusakn sensor kecepatan roda
Kerusakan rotor sensor kecepatan roda untuk kerusakan atau terdapat kesalahan,ganti rotor sensor kecepatan roda
Periksa untuk kerusakan sensor mounting,stel spesifikasi panjang sensor
Periksa pemsangan sensor kecepatan roda,periksa jarak gap antara rotor dan sensor,perbaiki sensor kecepatan roda dan rotor atau ganti sesuai kebutuhan
Tidak ada hubungan sensor kecepatan roda dengan ignition switch,ganti sensor kecepatan roda
Periksa terusan antara terminal 13 dengan massa dengan ohm meter ,bila ada hubunngan ganti sensor kecepatan roda .
Periksa terusan antara terminal 8 dan terminal 4 of ABS control unit dengan ohm meter ,jika tidak ada kerusakan pasang kembali ABS control uni
ABS warning lamp hidup tetapi tidak ada kerusakan
Periksa jika sekering ABS apakah berhubungan dengan ignition switch
Setelah tidak ada hubungan ABS EHCU Connector periksa jika ground terminal dan ground hubungan data penghubung apakah normal
Periksa tegangan batarei kedua teminal pada ABS EHCU berhubungan dengan ignition switch ON ,periksa untuk pembukaaan circuit pemasangan
Kerusakan hidraulic control unit(HCU)
Taruh tuas pemindah pada posisi netral
Tarik rem parkir
Periksa jika putaran halus dengan memutar tangan ,periksa caliper silender roda rem parkir dan komponen lainya
Kerusakan mengikuti item dengan code yang muncul atau DTC,ganti HCU
Kerusakan elektrik control unit(ECU)
Pembacaan RAM error,ganti ECU
Microprosesor tidak berfungsi,ganti ECU
Loop time overrun,ganti ECU
4. Perbaikan rem konvensional
Alat dan bahan
High Scan Pro
Kunci roda
Impact wrenc
Dongkrak
Obeng (-) dan (+)
Part tray
Kunci ring 10,11,12,14,17,19
Kunci kombinasi10,11,12,14,17,19,21
Penyetel rem
Kunci nepel
Kunci shock 21,32
Amplas kasar
Sabun cuci ldan lap bersih
Minyak rem
Tang
Multi tester
Keselamatan kerja
Menempatkan kendaraan pada posisi yang aman
Menggunakan alat sesuai fungsinya
Mengganjal roda depan
Langkah kerja
Membongkar rem depan
Langkah – langkah:
Menempatkan kendaraan pada car lift.
Mengendorkan mur pengunci roda.
Mengangkat sedikit car lift sampai roda melayang lalu melepas roda.
Melepas kedua baut kaliper dari penyangga kaliper.
Melepas kaliper dari penyangga kaliper.
Menggantungkan kaliper pada suspensi menggunakan kawat agar flexible hose tidak menjadi penyangga.
Melepas pad rem dari penyangga kaliper.
Melepas kedua baut pengikat penyangga kaliper dan melepas penyangga kaliper dari steering knuckle menggunakan Kunci Pas 21.
Melepas kedua baut plat cakram menggunakan obeng ketok kemudian menarik plat cakram dari porosnya.
Melepas silinder.
Langkah – langkah:
Melepas klip.
Menggunakan kunci untuk menahan slang dan SST untuk menahan pipa, melepas pipa dan selang.
Melepas slang rem dari silinder rem dan menggunakan kaleng untuk menampung minyak rem.
Melepas baut pengikat silinder dan meluncurkan silinder ke luar dari pen utama pada plat momen.
Melepas shim anti cicit, dua pad crem, dua pegas anti berisik, dua plat penghantar pad, dan plat panahan pad.
Membongkar Silinder Rem
Langkah – langkah:
Melepas bushing peluncur dan karet pelindung (boot)
Melepas karet pelindung pen utama menggunakan pahat dari palu.
Melepas ring pengikat dari silinder rem menggunakan obeng.
Menggunakan udara kompresor ,mengeluarkan piston dan karet pelindung dari silinder.
Menggunakan karet pelindung dari piston.
Melepas perapat piston dari silinder.
4). Membongkar rem belakang.
Langkah – langkah :
Menempatkan kendaraan pada car lift.
Mengendorkan mur pengunci roda.
Mengangkat sedikit car lift sampai roda melayang lalu melepas roda.
Melepas tromol apabila sulit menggunakan baut 12 untuk mengungkitnya sambil memukul tromol dengan palu.
Memastikan bahwa tuas rem parkir dalam kondisi bebas sehingga kanvas ren tidak bergesekan dengan tormol (bebas) dan tromol mudah dilepas.
Melepas mur pada kabel rem belakang kemudian mengendorkan kabel rem parkir.
Melepas tuas penyetel dari adjusting lever sepatu rem.
Melepas adjusting lever dan memutar roda penyetel sesuai dengan arah anak panah.
Melepas pegas penahan bagian bawah dari sepatu rem.
Melepas pegas pengembali bagian atas dan sepatu rem menggunakan tang lancip atau tang potong.
Melepas pen penahan kanvas dari leading brake shoe dengan cara menekan penahan dengan tang lancip lalu memutar penahan sampai terlepas.
Melepas leading brake shoe kemudian melepas penyetel, strut, dan anchor spring dari trailing brake shoe.
Melepas Trailing brake shoe dari backing plate setelah melepas penahan sepatu rem.
Melepas trailing brake shoe dan kabel parker belakang.
Melepas parkir pivot lever dari leading brake shoe.
5) Pemeriksaan komponen rem.
Memeriksa pedal rem
Memeriksa Pedal Rem.
Tinggi pedal dari lantai:
STD: 7.29 inc (185.2 mm)
Hasil Pemeriksaan : 182.3 mm
Kesimpulan : Perlu penyetelan
Langkah – langkah menyetel tinggi pedal:
Mengendorkan Switch lampu rem secukupnya.
Menyetel tinggi pedal dengan memutar batang pendorong pedal.
Mengembalikan switch lampu rem sampai body switch menyinggung pembatas pedal.
Setelah penyetelan tinggi pedal, memeriksa dan menyetel gerak bebas pedal.
Memeriksa gerak bebas pedal.
Langkah – langkah:
Mematikan mesin dan menekan pedal rem beberapa kali, sampai tidak ada kevakuman di dalam boster rem.
Menekan pedal sampai pada hambatan awal terasa. Mengukur jarak seperti pada gambar.
STD : 0.16 - 0.31 inc (5 - 8 mm)
Hasil pemeriksaan : 3 mm
Kesimpulan : Perlu menyetel gerak bebas pedal
Memeriksa jarak cadangan pedal rem.
Dengan langkah, membebaskan rem parker sambil mesin dihidupkan kemudian menekan pedal rem dan mengukur jarak cadangan pedal seperti pada gambar.
Jarak cadangan pedal dari lantai pada penekanan 50 kg ( 110 lb, 490 N) adalah:
Limit : 1.02 inc (26 mm)
Hasil pengukuran : 27.5 mm
Kesimpulan : masuk standard
Bila ada kesalahan maka mencari gangguan pada system rem.
Pedal : Baik
6) Pemeriksaan komponen rem cakram
Melepas pad spring.
Menghembuskan udara tekan ke dalam lubang baut di mana selang flexible terpasang, melakukan dengan hati-hati.
Peringatan :
Jangan menggunakan udara tekan yang terlalu besar dan jangan berada di posisi piston akan keluar
Melepas seal piston menggunakan fuller atau obeng minus kecil dan jangan sampai merusak bagian silinder.
Mengganti seal piston setiap melakukan over haul rem dan mengganti juga komponen seperti, boot atau pad spring jika terjadi kerusakan.
Sebelum memasukan piston ke silinder memasang boot ke piston terlebih dahulu.
Memasang juga seal piston pada cylinder usahakan pemasannganya tepat.
Memasang boot ke dalam celah di dalam silinder
Memasang piston ke dalam cylinder kemudian menekan dengan tangan.
Untuk memastikan piston terpasang dengan baik, menarik piston kemudian menekan kembali.
Memasang slide guide pin apakah dapat bergerak dengan lembut.
Bila ada kelainan segera mengganti.
Memberi grease pada slide guide pin pada bagian permukaannya jika masih baik.
Mengukur tebal pad.
Bila tebal pad di luar dari batas service maka menganti dengan pad yang baru.
Bila tebal pad masih di atas limit, maka hanya mengamplas kemudian disemprot menggunakan udara bertekanan.
Spesifikasi : 0.41 inc ( 10.5 mm )
Limit : 0.1 inc ( 2.5 mm )
Hasil Pengukuran : 1.0 mm
Kesimpulan : Harus diganti
Langkah – langkah mengganti pad rem :
Menahan bushing peluncur dan melepas baut.
Mengangkat silinder lalu memasukkan baut melalui lubang plat momen untuk menahan silinder.
Melepas pad dan shim anti cicit.
Melepas pegas anti berisik, plat pengantar pad, dan plat penahan.
Memasang plat penahan pad, plat pengantar pad, dan pegas anti berisik pada plat momen.
Memasang pad yang baru pada masing – masing pegas atau plat.
Memasang shim anti cicit pada bagian belakang dari pad luar.
Menurunkan silinder
Memasang dan mengencangkan baut pengikat silinder.
Mengukur tebal disc dan keadaan disc dari perubahan bentuk.
Jika disc bergaris dalam pada seluruh permukaannya maka mengganti disc.
STD : 1.02 inc (26 mm)
Limit : 0.94 inc (24mm)
Hasil pengukuran : 25.4 mm
Kesimpulan : masih baik
Apabila tebal disc kurang dari limit maka harus diganti.
Langkah – langkah mengganti piringan:
Melepas plat momen dari knuckle
Melepas hub poros.
Melepas piringan dari hub poros
Memasang piringan rotor baru dan mengencangkan dua baut .
Momen : 650 kg-cm ( 47 ft-lb, 64 N.m)
Memasang hub poros dan menyetel beban mula pada bantalan roda.
Memasang plat momen pada knuckle
Momen : 850 kg-cm ( 61 lb-ft , 83 N.m)
Memeriksa disc dari keolengan menggunakan dial test indicator.
Maksimum : 0.20 mm
Hasil Pengukuran : 0.15 mm
Kesimpulan : Masih baik
9) Memeriksa komponen rem belakang
Memeriksa ketebalan kanvas rem.
STD : 0.17 inc (4.5 mm)
Limit : 0.04 inc (1.0 mm)
Hasil Pengukuran : 1.25 mm
Kesimpulan : Sebaiknya diganti
Bila ketebalan kanvas kurang dari nilai minimum atau terlihat adanya tanda – tanda keausan yang tidak merata maka mengganti sepatu rem.
Catatan :
Bila sepatu rem harus diganti maka sebaiknya mengganti seluruh sepatu rem belakang untuk menjamin kemampuan rem.
Langkah – langkah mengganti sepatu rem :
Melepas tromol apabila sulit menggunakan baut 12 untuk mengungkitnya sambil memukul tromol dengan palu.
Memastikan bahwa tuas rem parkir dalam kondisi bebas sehingga kanvas ren tidak bergesekan dengan tormol (bebas) dan tromol mudah dilepas.
Melepas mur pada kabel rem belakang kemudian mengendorkan kabel rem parkir.
Melepas adjusting lever dan memutar roda penyetel sesuai dengan arah anak panah.
Melepas pegas penahan bagian bawah dari sepatu rem.
Melepas pegas pengembali bagian atas dan sepatu rem menggunakan tang lancip atau tang potong.
Melepas pen penahan kanvas dari leading brake shoe dengan cara menekan penahan dengan tang lancip lalu memutar penahan sampai terlepas.
Melepas leading brake shoe kemudian melepas penyetel, strut, dan anchor spring dari trailing brake shoe.
Melepas Trailing brake shoe dari backing plate setelah melepas penahan sepatu rem.
Melepas trailing brake shoe dan kabel parkir belakang.
Melepas parkir pivot lever dari leading brake shoe.
Mengganti sepatu rem.
Memasang sepatu rem
Mengolesi backing plate dengan grease
Mengukur diameter dalam tromol.
Bila tromol rem tergores atau aus, tromol rem dapat dibubut sampai pada batas diameter maksimum.
STD : 10.00 inc (254.0 mm)
Maksimum : 10.05 inc (255.2 mm)
Hasil Pengukuran : 254.8 mm
Kesimpulan : Masih baik
Memeriksa persinggungan kanvas dengan tromol.
Mengganti sepaut rem, atau membubut tromol rem bila perlu.
Memeriksa silinder roda terhadap karat atau kerusakan.
Hasil Pemeriksaan : Tidak diketemukan keausan
Kesimpulan : Baik
Memeriksa backing plat terhadap keausan atau kerusakan
Hasil Pemeriksaan : Tidak diketemukan keausan
Kesimpulan : Baik
Mengukur celah antara sepatu rem dan tuas.
Menggunakan feller gauge
Bila celah di luar spesifikasi, mengganti shim dengan ukuran yang tepat.
Melepas piston silinder roda, mengganti penutup debu dan kid piston jika terjadi kerusakan.
Membersihkan seluruh komponen silinder roda menggunakan lap dan air kemudian melapisi dengan minyak rem.
Memeriksa pegas, penyetel, atau strut rem dari keausan
Merakit silender roda
Merakit rem belakang
Perbaikan Rem ABS
Pembongkaran ECU
Posisikan kunci kontak pada OFF
Periksa hubungan konektor ECU dan ECU
Tandai pipa rem yang masuk dan keluar dari pada HCU dengan penanda jadi saat kembali memasang pada rem pipa akan benar
Lepas pipa rem dari HCU
Lepasmounting pin dari EHCU bracket dan lepas EHCU dari EHCU bracket
Lepas 4 baut yang menekan ECU pada HCU
Angkat unit ECU lurus dengan HCU
Bersihkan atas ECU dengan lap kering
Pemeriksaan ECU
Periksa apa ada bagian ECU yang rusak bila ada ganti ECU karena unit ECU tidak bisa diperbaiki
Pemasangan ECU
Pasang ECU pada HCU dan kencangkan 4 baut sesuai spesifikasi
Momen pengencangan (0,33-0,53 kg/m)
Hati hati menempatkan ECU pada EHCU
Kencangkan mounting pin pada EHCU bracket
Momen pengencangan (1,3-1,6 kg/m)
Kembali hubungkan 6 kabel rem ,yakinkan bahwa semua kabel telah tesambung periksa setiap terminal kabel .dan kencangkan mur sesuai spesifikasi.
Momen pengencangan (1,3-2,2 kg/m)
Hubungkan conektor ECU pada unit ECM
Keluarkan pangkal rem
Periksa pemasangan ECU
Gunakan untuk tes jalan bagaimana pengoperasian pedal dan system ABS
Pembongkaran sensor kecepatan depan dan belakang
Lepas kabel konektor
Lepas baut sensor dan lepas sensor kecepatan
Pemeriksaan sensor kecepatan depan dan belakang
Periksa jarak sesusi spesifikasi
Jarak spesifikasi Depan :(0,127-1,44 mm)
Belakang :(0,11-1,23 mm0
Ukur tahanan sensor kecepatan
Tahanan (1,0-1,3 KΩ)
Pemasangan sensor kecepatan belakang
1) Bersihkan permukaan sensor kecepatan
2) Pasang sensor kecepatan
3) Pasang kabel konektor dengan kabel sensor kecepatan roda,pastikan kabel berhubungan penuh dan terkunci soket konektir .Periksa celah udara kedua permukaan sensor kecepatan
Celah udara Depan :(0,127-1,44 mm)
Belakang : (0,11-1,23 mm)
Gunakanlah untuk tes jalan guna mengetahui cara kerja sensor kecepatan belakang dan sistem ABS
g . Pembongkaran HCU(Gbr 4.5.5.)
Posisikan kunci kontak pada OFF
Putuskan hubungan konektor ECU dengan unit ECU
Tandai pipa keluar dan masuk dengan penanda sehingga pemasangan kembali dapat di lakukan dengan benar
Lepas pipa rem dari HCU
Lepas baut pemasang EHCU bracket pada roda
Lepas EHCU dan bracket dari kendaraan
Lepas mounting pin dan gromet dari EHCU braket dan lepas EHCU dari EHCU bracket.
Lepas 4 baut penekan ECU pada HCU dan angkat ECU hati hati pada HCU(Gbr.4.5.6)
Betulkan posisi seal pada ECU harus bebas dari kotoran dan keretakan
h . Pemeriksaan HCU
Periksa komponen HCU apa ada yang rusak atau aus ganti komponen yang rusak atau aus
i . Pemasangan HCU
Hati hati memasng ECU pada pemasangan HCU
Kencankan baut dengan dua tahap
Mulai pasang semua 4 baut pada HCU kencangkan dengan tangan
Kencangkan sesuai urutan sampai selesai masing baut
Momen pengencangan (0,37-0,54 Kg/m)
Pasang bracket EHCU mounting pin dan gromet
Pasang baut dan pengunci pemasang bracket pada roda
Pasang pipa rem pada EHCU ,hati hati meletakan posisi pipa,posisi pipa harus sama pada saat pembongkaran(Gbr.4.5.7)
Hubungkan kembali kabel konektor ECU
Bleding system rem
Test jalan kendaraan untuk memastikan operasioanal system ABS normal
j . Pembongkaran sensor rotor depan dan belakang
Angkat kedaraan di atas carlift
Dari bagian belakang samping pada roda tutup sensor rotor putar roda dan periksa semua roda .
Lihat kondisinya,ganti rotor jika eror atau rusak
k . Penggantian sensor depan dan belakang
Lepas unit wheel hub dari kendaraan
Lepas rotor mengunakan SST (0K670 990 AA0).Tidak boleh memasang kembali bila telah di bongkar .
l . Pemasangan sensor rotor
Pasang sensor rotor baru pada whell hub sesuai petunjuk.(Nomor sensor rotor 54)
Tekan rotor pda wheel hub dengan SS(OK201 660 001)
Pasang kembali unit whell hub pada kendaraan
Periksa celah udara antara permukaaan pad sensor kecepatan roda dan atas permukaan pada roda
Celah Udara (0,127-1,44 mm)
Jalankan kendaraan untuk menyakinkan operasinya baik pada sistem ABS